Telematika di Negara Vietnam

Negara yang paling membelenggu di Asia Tenggara adalah Vietnam, muncul tak jauh dari posisi bontot pada peringkat regional Asia dalam laporan 'Freedom on the Net 2013' keluaran Freedom House, mengekor Cina yang berada pada peringkat lebih rendah. Vietnam berstatus 'tidak bebas.'

Mei 2014 pemerintah Vietnam menangkap dua aktivis demokrasi di Hanoi yang memposting artikel-artikel online yang bernada kritis terhadap pemerintah. Keduanya terancam hukuman tujuh tahun penjara. Sejak awal tahun 2014, sedikitnya enam orang lainnya telah dijatuhi hukuman atas tuntutan serupa.

Tahun 2013, Vietnam menyalip Iran sebagai negara kedua yang paling banyak memenjarakan pengguna internet, setelah Cina. Reporter Lintas Batas mengatakan lebih dari 30 aktivis online berada di balik jeruji penjara Vietnam. Dan Hanoi mengakui telah mempekerjakan 1.000 'pembentuk opini publik' yang pro pemerintah untuk meredam suara-suara kritis.

Beberapa tahun terakhir industri telekomunikasi di Vietnam tumbuh sebesar 24% per tahun. Prestasi ini menjadikan Vietnam sebagai negara dengan pertumbuhan terbesar kedua setelah China dalam sektor telekomunikasi.

Keberhasilan itu merupakan buah dari kebijakan agresif yang ditempuh pemerintah Vietnam yang terus memperluas infrastruktur nasional, sehingga basis pelanggan semakin tumbuh di semua segmen pasar. Alhasil, kemajuan industri ponsel tumbuh sangat mengesankan dan akses online (internet broadband) mengalami lonjakan yang sangat signifikan sejak 2008.

Pertumbuhan pelanggan mobile hingga akhir agustus 2009 meroket hingga 40%. Pertumbuhan ini dipicu oleh penurunan tarif yang dilakukan oleh tiga perusahaan telekomunikasi terbesar di Vietnam seperti Viettel, milik militer Vietnam, serta MobiFone dan Vinaphone, milik Vietnam Posts and Telecommunications (VNPT).

Penurunan tarif ini dilakukan oleh ketiga operator itu, guna menstimulasi pertumbuhan hingga akhir 2009 dengan jumlah pelanggan yang diharapkan tumbuh sebanyak 105.000 pelanggan. Selain itu pemerintah Vietnam juga telah memberikan ijin bagi operator asing untuk bermitra dengan operator negara tersebut dalam rangka penyediaan layanan 3G.

Di sisi lain, Vietnam mengalami masalah yang unik dengan jaringan telekomunikasinya dan pemerintah akan menerapkan aturan yang ketat terhadap jumlah nomor untuk setiap pengguna telepon di negeri tersebut.

Untuk mengantisipasi hal ini pemerintah Vietnam akan membatasi jumlah nomor telepon yang boleh digunakan oleh pelanggan. Ke depannya, seorang pengguna hanya boleh menggunakan tiga nomor telepon dari setiap jaringan. Ini dilakukan mengingat nomor telepon yang tersedia semakin menipis.

Vietnam saat ini memiliki sekitar 87 juta penduduk dengan tingkat penetrasi pelanggan ponsel mencapai 97%. Jika ditambahkan dengan telepon kabel, secara total 111 juta nomor telepon sudah digunakan. Namun, Kementrian Informasi dan Komunikasi Vietnam khawatir bahwa skema penomoran yang digunakan tidak akan dapat menangani lebih banyak pengguna. “Karena jumlah nomor telepon selular terbatas, sumber daya telekomunikasi harus digunakan secara efektif,” kata juru bicara pemerintah Vietnam. 

http://www.dw.com/id/belenggu-kebebasan-internet-di-asia-tenggara/a-17647964-0
http://udayrayana.blogspot.co.id/2010/10/vietnam-primadona-baru-telekomunikasi.html

Nama Kelompok :
Ardy Wiratno (11113258)
Rheza Aulia Rahman (17113541)
Ronald Surjadibrata (11113711)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel Surat Kecil Untuk Tuhan

Resensi Novel Assassin's Creed: Renaissance

Resensi Novel Bunga Cantik di Balik Salju