Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Pengertian Majas Metafora

Metafora adalah salah satu majas dalam Bahasa Indonesia, dan juga berbagai bahasa lainnya. Majas ini mengungkapkan ungkapan secara tidak langsung berupa perbandingan analogis. Seperti halnya majazi dalam bab kata dan makna (ilmu logika), makna yang terkandung dalam majas metafora adalah suatu peletakan kedua dari makna asalnya, yaitu makna yang bukan mengunakan kata dalam arti sesungguhnya, melainkan sebagai kiasan yang berdasarkan persamaan dan perbandingan. Definisi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) me·ta·fo·ra /métafora/ didefinisikan sebagai "pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yg sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.[1] , misal tulang punggung dalam kalimat "pemuda adalah tulang punggung negara".Metafora adalah majas (gaya bahasa) yg membandingkan sesuatu dengan yang lain secara langsung. Metafora adalah gaya bahasa perbandingan. Contoh Kata "tulang punggung" dalam kalimat "Pemuda

Cerita Fabel (Hewan)

Dongeng Rusa dan Kura-kura Hiduplah seekor rusa pada zaman dahulu. Ia sangat sombong lagi pemarah. Sering ia meremehkan kemampuan hewan lain. Pada suatu hari si rusa berjalan-jalan di pinggir danau. Ia bertemu dengan kura-kura yang terlihat hanya mondar-mandir saja. “Kura-kura, apa yang sedang engkau lakukan di sini?” “Aku sedang mencari sumber penghidupan,” jawab si kura-kura. Si rusa tiba-tiba marah mendengar jawaban si kura-kura. “Jangan berlagak engkau, hei kura- kura! Engkau hanya mondar-mandir saja namun berlagak tengah mencari sumber penghidupan!” Si kura-kura berusaha menjelaskan, namun si rusa tetap marah. Bahkan, si rusa mengancam akan menginjak tubuh si kura-kura. Si kura-kura yang jengkel akhirnya menantang untuk mengadu kekuatan betis kaki. Si rusa sangat marah mendengar tantangan si kura-kura untuk mengadu betis. Ia pun meminta agar si kura-kura menendang betisnya terlebih dahulu. “Tendanglah sekeras-kerasnya, semampu yang engkau bisa lakukan!”

EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)

EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) Sebelum EYD, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, (sekarang Pusat Bahasa), pada tahun 1967 mengeluarkan Ejaan Baru (Ejaan LBK). Ejaan Baru pada dasarnya merupakan lanjutan dari usaha yang telah dirintis oleh panitia Ejaan Malindo. Para pelaksananya pun di samping terdiri dari panitia Ejaan LBK, juga dari panitia ejaan dari Malaysia. Panitia itu berhasil merumuskan suatu konsep ejaan yang kemudian diberi nama Ejaan Baru. Panitia itu bekerja atas dasar surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan no.062/67,tanggal 19 September 1967. Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia Tun Hussein Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 Tah

Contoh Puisi Pendek : Maaf

Tinggalkanlah aku  Karena aku memang tak pantas untukmu  Aku takut Semakin dalam perasaanmu padaku  Kau akan semakin terluka Dan pada saat itu  Aku tahu, akulah orang yang akan paling menyakitimu  Jangan kau bertanya tentang bagaimana persaaanku kepadamu  Karena kau tahu itu  Dan aku tidak akan bisa menyembunyikannya darimu  Biarkan cinta ini hanya tumbuh dihatiku  kan kutulis semua dalam lembaran ingatanku  biarkan cinta ini hanya akan menjadi rahasia  antara kau dan aku  maafkan aku jika aku meninggalkanmu  biarlah aku yang mengalah  meninggalkanmu  menyerahkanmu kepada orang yang mampu melindungimu  karena aku tak akan pernah bisa melakukan itu  meski kau tahu aku begitu mencintaimu jangan pernah membalasnya jangan pernah mencintaiku aku  karena aku memang tak pantas untukmu  aku akan selalu mencintaimu  meski aku tak akan pernah mampu memelukmu link :  http://www.puisipendek.net/maaf.html